RSS

Setujukah Anda Pembatasan Subsidi BBM Dilakukan?




Setujukah
 Anda Pembatasan Subsidi BBM Dilakukan? Kebijakan pemerintah untuk membatasi subsidi BBM menurut saya adalah kebijakan yang sangat bagus. Baru kali ini pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memihak pada masyarakat kecil.
Kenapa dikatakan memihak pada rakyat kecil? Pilihan pemerintah untuk membatasi subsidi BBM ada 3, kira-kira begini:

1. Mobil pribadi tidak boleh membeli BBM bersubsidi.
2. Mobil dengan mesin kapasitas 2000cc tidak boleh membeli bensin bersubsidi.
3. Setiap mobil hanya bisa membeli BBM bersubsidi maksimal 5 liter sehari.
Menurut saya pilihan nomor 2 tidak usah dijalankan, tidak berguna dan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap penghematan BBM. Kenapa? Pada kenyataannya, masyarakat yang menggunakan mobil kapasitas 2000 cc ke atas sebanarnya tidak banyak, dan juga jenis kendaraan ini tidak banyak diproduksi. Paling yang kena adalah Toyota Kijang 1800cc, Innova 2200cc, BMW, Civic, City, Mercedez, Ford dan mobil mewah lainnya. Karena harganya yang mahal sehingga mobil jenis ini hanya mampu dibeli orang yang benar-benar tergolong ekonomi atas.
Sedangkan mobil lainnnya seperti Avanza 1300 cc, Xenia1000 cc, Honda Jets, Vios 1500 cc, city car jenis sedang murah lainnya kapasitas mesinnya maksimal hanya 1500 cc, dan mobil jenis inilah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Mereka yang mampu membeli mobil ini adalah masyarakat dengan ekonomi menengah sampai ke atas, artinya tidak benar-benar ekonomi atas. Dan mobil jenis inilah yang membuat kemacetan di Jakarta.
Pilihan nomor 3 jika dijalankan tidak akan efektif dan akhirnya akan merepotkan pemerintah sendiri. Karena harus mengurus pengadaan smartcard yang dananya juga pasti akan dikorupsi. Setiap SPBU pun harus dipasang alat untuk membaca smartcard, smartcard pun harus diisi ulang, dan tidak akan mungkin semua masyarakat akan membeli smartcard. Jika semua masyarakat mau membeli smartcard, ERP(Electronic Road Pricing) di Jakarta pasti akan dapat diimplementasikan.
Yang paling tepat adalah pilihan nomor 1. Apa yang dimaksud dengan mobil pribadi? Mobil pribadi adalah mobil yang bukan termasuk kendaraan umum (plat kuning), bukan truk atau mobil pick-up pengangkut barang. Mobil pribadi adalah mobil yang fungsinya murni untuk kepentingan pribadi, misalnya untuk ke kantor, ke sekolah, kuliah, jalan, dll. Akan sangat mudah membatasi subsidi BBM, mobil pribadi akan sangat mudah dikenali.
Kenapa pilihan 1 yang paling tepat ? Karena subsidi sebenarnya ditujukan untuk masyarakat kecil yang berada di tingkat ekonomi bawah, bukan ekonomi menengah. BBM kebanyakan hanya dibutuhkan oleh mobil pribadi, karena mobil pribadi yang jumlahnya paling banyak terutama di Jakarta.
Masyarakat kecil yang berada di ekonomi bawah tidak akan mampu beli mobil, meskipun mobil paket hemat seperti Avanza, Xenia. Bagi masyarakat kecil, kenaikan tarif angkot Rp.500,- saja sudah sangat terasa, merekalah yang seharusnya disubsidi, bukan masyarakat menengah yang mampu beli mobil paket hemat. Biaya subsisi dapat dialihkan untuk pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat kecil, ya lain hal lagi jika dikorupsi.
Masyarakat ekonomi menengah yang mampu membeli mobil (kredit mobil) pada umumnya mempunyai penghasilan per bulan rata-rata minimal Rp.6 juta. Bandingkan dengan penghasilan office boy, satpam, pramuniaga, dll yang hanya sekitar 800ribu - 1.2juta, bahkan ada yang di bawah UMR. Saya pernah dapat informasi dari satpam di salah satu gedung perkantoran, bahwa gaji mereka hanya Rp.600 ribu per bulan (thn 2006), padahal seingat saya UMR jakarta tahun 2006 adalah sekitar Rp800 ribu. Masih banyak sarjana pengalaman 1- 2 tahun yang digaji hanya antara 1.5jt - 2 jt.
Apakah pantas pemerintah mensubsidi mereka yang berpenghasilan 6 juta ke atas ???
Saya rasa demo tidak akan terjadi, toh harga angkot tetap, harga bensin untuk motor tetap, harga bensin untuk angkot tetap, harga busway tetap. Yang demo kan biasanya masyarakat kecil, ini kan yang kena cuma masyarakat menengah.
Seharusnya harga sembako dan barang-barang lain tidak akan naik dengan pembatasan subsidi BBM ini. Karena biaya transport produksi tidak akan naik, toh untuk mobil truck dan pick up untuk mendistribusikan barang dan sembako tetap mendapat subsidi.
Kecuali si manager bilang : "Harga barang harus dinaikan, karena saya ke kantor biaya bensin untuk mobil saya juga naik". Kalo gini mah, suruh si manager itu naik angkot aja atau naik ojek, atau naik motor. Masa gara-gara gengsinya dia semua masyarakat harus jadi korban.
So untuk taksi gimana? Menurut saya yang naik taksi adalah masyarakat ekonomi menengah bawah, yang penghasilannya rata-rata antara 2 juta sampai 4 juta. Untuk kategori ini saya rasa masih layak untuk mendapatkan subsidi. Karena kategori ini tidak mampu kredit mobil. Itu pun jarang naik taksi, hanya sekali-sekali, kebanyakan naik angkot, karena kalo sering-sering naik taksi bisa jebol.
Untuk motor, saya rasa cukup pantas disubsidi, karena motor tidak banyak membutuhkan BBM seperti mobil, dan masyarakat yang naik motor juga belum mampu beli mobil.
Bagaimana dengan kendaraan plat merah (kendaraan operasional pemerintahan) ? Menurut saya diperlakukan sama saja, kalo mobil jenis pribadi jangan kasih BBM bersubsidi, kalo mobil truck, pick-up, motor, kasih BBM bersubsidi. Kecuali: karena saya sangat menghargai guru dan dosen, karena merekalah yang mencerdaskan saya dan bangsa, sekaligus para dosenlah yang menjadi idola dan panutan saya, bukan artis. Dosen pemerintah pada Dikti atau Universitas Negeri biasanya mendapat kendaraan operasional, menurut saya, salary mereka harus dinaikkan untuk mendapatkan pengganti subsidi BBM untuk kendaraan operasional yang mereka gunakan.
Tapi saya yakin, pemerintah tidak akan mampu menjalankan kebijakan ini. Kenapa? Direktur-direktur distributor Toyota, Honda, Daihatsu dan direktur distributor lainnya akan melobi ke pemerintah agar kebijakan tersebut jangan dikeluarkan, ya mungkin pemerintah sudah disuap milyaran rupiah. Karena kebijakan pemerintah di atas akan menjatuhkan angka penjualan mobil mereka secara drastis.
Sama halnya seperti kebijakan pemerintah yang rencananya akan menaikkan pajak kendaraan untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Sampai sekarang isu tersebut sudah hilang. Besar kemungkinan karena lobi dari para direktur distributor kendaraan itu tadi.
Masalah demikian biasanya kurang mendapat perhatian dari pemerintah, karena pemerintah tidak pernah merasakan langsung penderitaan masyarakat kecil, berdesak-desakan di bis, berlari-larian mengejar angkot, berebut angkot, macet, kepanasan di angkot, menghirup asap di motor. Harusnya pemerintah merasakan hal ini, mungkin antara 3 bulan sampai 1 tahun agar tahu rasanya jadi masyarakat kecil.
Tadinya saya yang tidak pernah naik angkot di kota kelahiran-Makasar, saya yang selalu naik motor atau mobil pribadi di kota kelahiran, setelah di Jakarta akhirnya merasakan penderitaan masyarakat kecil tersebut d atas.

Harapan saya jika ini benar-benar dilaksanakan, dana subsidi BBM dapat dialihkan untuk kesejahteraan masyarakat kecil, dengan demikian mudah-mudahan kejahatan dapat berkurang, kemacetan dapat berkurang karena yang banyak orang akan beralih lagi ke kendaraan umum. Lain hal jika dana subsidi BBM yang dikurangi itu dikorupsi pejabat, biasa.
Saya rasa pendapat saya ini cukup logis dan masuk akal. Lagi pula kenapa sih sewot kalo pemerintah ingin menghemat BBM.  BBM itu kan hasil bumi yang suatu saat akan habis jika pemakaiannya tidak diirit. Bayangkan aja kalo minyak bumi sudah habis, pake sintetik sih bisa, atau BBG. Tapi, jika lapisan bumi pada minyak bumi habis, beberapa permukaan tanah akan menurun, air laut yang naik akibat global warming akan semakin cepat menenggelamkan daratan. Save the earth !!!
Bagi para pembaca yang tidak setuju pada kebijakan pemerintah ini, pasti mempunyai mobil pribadi paket hemat, yang mungkin masih dikredit, dengan kebijakan ini mungkin penghasilan mereka sudah tidak cukup. Jadi saya mengerti jika anda tidak setuju. Tapi bagi masyarakat ekonomi atas yang benar-benar ekonomi atas (milyader) saya rasa mereka setuju-setuju saja, karena kenaikan BBM tidak akan berpengaruh bagi mereka. Bagi masyarakat bawah dan menengah bawah pada umumnya juga setuju setuju saja, pada umumnya ya, entah jika ada unsur politik atau bisnis di dalamnya, juga berlaku bagi yang lain.


 sumber ; http://www.wikimu.com
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

i-teko