RSS

Biarlah Badai Kecil Menerpa Anak Kita

       Anakku tidak akan kubiarkan mencuci piring sendiri. Buah hatiku tidak akan kubiarkan bekerja keras dan tidak bisa makan enak” “Aku tidak ingin penderitaan waktu kecil akan dialami anakku” Aku tidak ingin penderitaaan yang diberikan orang tuaku dahulu akan menimpa usia anakku. Itulah prinsip dan pendapat yang dianut banyak orang tua saat ini. Tetapi sebenarnya mereka tidak menyadari bahwa penderitaan dan kerja keras usia muda adalah pendidikan kehidupan yang diberikan orang tua sehingga membentuk orang yang tangguh dan kesuksesannya saat ini. Biarlah badai kecil menerpa anak, karena penderitaan dan kerja keras kecil itu membentuk manusia dewasa yang tangguh kelak.   Pepatah Cina mengatakan “Jika ingin anak anda memiliki kehidupan yang damai, biarkan mereka menderita sedikit kelaparan dan kedinginan”.   Laut yang tenang tidak akan melahirkan nahkoda yang tangguh  ketika badai mulai mendatangi anak-anakmu, bersiaplah dan hadapi, karena itulah yang akan membuat anakmu semakin tangguh di kemudian hari.   Biarlah anak kita sedikit kerja keras, sedikit menderita dan sedikit lapar karena hal itulah akan membuat anak menjadi kuat untuk menghadapi tantangan masa depan yang luar biasa berat.
   Biarlah anak sedikit menderita saat orang tua masih ada. Biarlah anak merasa sedikit kerja keras justru saat orang tua masih cukup harta. Biarlah anak merasa sedikit menderita saat orang tua masih peduli.   Bersenang-senang saat anak-anak dan menderita saat dewasa akan lebih menyakitkan. Tapi akan lebih menyakitkan bila saat dewasa mereka menderita saat orang tua sudah tiada, Akan lebih memiriskan bila saat dewasa mereka kelaparan saat orang tua tidak berpunya. Akan lebih menyedihkan bila saat dewasa mereka kerja keras saat orang tuanya tidak berjaya.   Merupakan kewajaran bila orang tua yang sukses saat ini, mengatakan bahwa saya akan membuat anak-anak tidak menderita seperti saya waktu kecil. Sebagian orangtua sering berprinsip tidak akan membuat anak kerja keras seperti saat orangtuanya waktu kecil dulu. Mereka tidak akan mengulangi perlakuan orang tuanya dulu terhadap penderitaan masa kecil. Sebenarnya orang tua seperti ini tidak menyadari bahwa penderitaan kecil yang diciptakan orang tuanya itu adalah pendidikan kehidupan yang menciptakan dia menjadi tangguh dan sukses saat ini. Orang tua saat ini tidak ingin anaknya tidak kelaparan sedikitpun. Padahal rasa lapar sesaat dapat membentuk jiwa lebih sabar dan menghargai nilai kerja keras untuk mendapatkan makan lezat. Orangtua saat ini ingin anaknya makan enak apapun tidak seperti masa kecil orangtuanya dulu. Padahal makan sederhana sekali-sekali tidak masalah, dapat merasakan rasa penderitaan orang lain. Orangtua saat ini tidak ingin anaknya lelah karena bekerja keras membantu pekerjkaan rumah tangga. Padahal pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci piring dan mencuci baju adalah membentuk tanggung jawab, disiplin, membuat anak ringan tangan dan tidak malas. 
  Coba perhatikan kehidupan saat dewasa teman-teman sebaya kita yang waktu kecil hanya bersenang-senang, tidak menderita, tidak bekerja keras dan selalu dilayani oleh pembantunya saat kecil. Coba amti kehidupan saat dewasa teman-teman kita yang waktu kecil hanya memerintah pembantiu dan tidak menghargai tenaga pembantu.   Coba amati kehidupan saat dewasa teman-teman sebaya kita yang saat ini sukses dan berhasil. Apakah mereka hanya bersenang-senang dan tidak bekerja keras saat usia muda. Kalaupun ada manusia dewasa sukses yang hanya bersenang-senang dan tidak bekerja keras saat usia muda. Maka itu biasanya merupakan buah warisan harta orangtua yang tidak akan langgeng lama. Warisan ilmu, pengalaman kerja keras kehidupan dan pendidikan akan lebih abadi dan langgeng bila dibandingkan warisan harta. Hal inilah yang mengakibatkan banyak anak menghabiskan harta warisan secara cepat dan tidak berbekas.   Coba dengan cerita seorang sukses dan konglemart dunia pemilik ratusan hotel di dunia. Sang konglomerat tidak langsung mengangkat anaknya menjadi direktur. Tetapi mengharuskan anaknya menjadi tukang cuci piring hotel miliknya. Orang tua ini menyadari bahwa kesuksesannya harus dimulai dengan penderitaan dan kerja keras. Penderitaan akan menciptakan jiwa tangguh bahwa kesuksesan itu harus diraih dengan kerja keras. Penderitaan itu menumbuhkan perasaan saling memberi, berempati terhadap sesama dan memahami bahwa kesuksesan itu diraih dengan kerjasama, saliing percaya dan saling menghargai. Perasaan dan semangat ini adalah salah satu kunci sukses di kemudian hari. Berakit-rakit dahulu. Berenang-renang ke tepian. Menderita dan kerja keras dahulu sukses dan senang kemudian.   Biarlah badai kecil itu menerpa kehidupan anak. Biarlah anak sedikit kedinginan dan sedikit kelaparan agar menjadi sangat kuat bila diterpa badai lebih besar saat dewasa. Badai kecil menerpa anak di usia muda akan membentuk manusia dewasa tangguh saat orang tua tidak berpunya. Badai kecil saat usia anak, akan menjadi kenangan manis bila anak akan meraih kesuksesan saat orang tua menjelang senja dan tidak berdaya. SAVE OUR CHILDREN


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

i-teko